Menikah Gak Enak?

Sepertinya ini ketularan suami saya. Gara-gara nulis tentang gak enaknya nikah. Terus saya baca entri temennya yang skeptis banget sama pernikahan. Agak gerem sih, wekeke. Pengen komen sayangnya di blog temen suami saya gak ada kotak komen.

Menikah memang gak selalu enak tapi juga bukan artinya gak enak. Kalau kata saya sih seimbanglah. Kalau ada orang yang menikah dan terus melarat aja ya jangan salahin pernikahannya. Memang ada yang bilang menikah itu melancarkan rejeki. Tapi kalau ada yang nikah dan miskin terus mau nyalahin pernikahaannya? Salahin aja yang ngomong kayak gitu, #eh. Lagi pula kan yang dibilang itu melancarkan rejeki, bukan bikin kaya. Kalau ada yang bilang nikah bikin kaya, timpukin aja yang ngomong (timpukin pakai kapas aja jangan batu, hehe).

“Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (menikah) dari hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan mencukupi mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha Luas (pemberianNya) dan Maha Mengetahui.”
(QS. An Nuur (24) : 32)

Terlalu terburu-buru kalau bilang nikah bikin kaya. Lihat aja di Quraan surat An Nuur. Alloh berjanji mencukupi, bukan bikin kaya. Aneh aja kalau orang takut menikah karena takut miskin dan takut anak-anaknya sengsara karena kemiskinan. Karena yang aku tangkap dari posting temen suamiku itu temennya gak mau nikah karena begitu.

Kemiskinan itu bukan sebuah kenistaan. Banyak ulama yang hidup dalam kemiskinan harta tapi kaya ilmu. Kalau mau mengukur segala sesuatu dengan materi ya mati aja. Hidup bakal sengsara kalau mengukur kehidupan dengan materi. Saya sih gak munafik yah, saya juga butuh materi. Tapi gak harus sampai mengejarnya gila--gilaan.

Banyak kok orang yang hidup dalam kemiskinan tapi tetap tawakal tetap berbaik sangka pada Alloh. Sayang sekali kalau gara-gara miskin jadi seperti orang itu. Saya heran kenapa jadi saya yang sensi gini yah, hehehe. Entah kenapa baca posting itu rasanya sebel banget. Tapi gak bisa saya ungkapkan dengan baik di blog, wekeke.

Kalau gak mau anaknya kelak sengsara karena kemiskinan didiklah anak jadi orang yang zuhud. Niscaya anak-anaknya kelak gak akan merasa sengsara dengan kemiskinan. Malah mereka akan merasa beruntung dengan kemiskinannya. Memang sih gak mudah menjadi orang yang zuhud. Apalagi di jaman ini, segala hal serba menggiurkan. Tapi mungkin kalau dididik dari kecil lebih mudah. Ketimbang yang udah bangkotan kayak gini #LOL.

Mungkin saya bakal dibilang sok tahu atau apalah sama itu orang. Rasanya kalau baca posting itu seakan-akan mereka seperti para penakut. Memang kemiskinan itu menyakitkan. Saya sih blm pernah merasa miskin banget. Tapi pernah miskin aja #LOL. Entah kemiskinan seperti apa yang membuat mereka sampai trauma separah itu.

Rasanya saya pengen jawabin pertanyaan orang itu. Kalau ada kok orang yang pernikahannya bahagia meski miskin. Lihat saja pernikahannya Rasul Shlallahu'alahi wa salam. Mereka bahagia meski dalam kemiskinan. Kalau berdalih karena mereka nabi, ada juga kok Nabi yang gak bahagia pernikahannya. Contohnya Nabi Luth Alaihissalam. Istrinya membangkang padanya. Alloh itu Maha Adil.

Saya juga pengen bilang kalau pernikahan saya bahagia. Meski masih baru dan mungkin orang maklum kalau masih baru bilang begitu. Inti dari bahagia adalah banyak bersyukur dari nikmat Alloh. Kalau mau sengsara banyak-banyaklah kufur, dijamin sengsara dunia akhirat.

Karena salah satu hal yang membuat wanita paling banyak masuk neraka adalah kufur atas suaminya. Saya juga kadang gitu, hehehe. Kalau sudah begitu saya cepat-cepat mendekati suami takut kebablasan kufurnya.

Menikah memang gak mudah tapi bukan berarti gak enak. Kata siapa gak ada orang yang bahagia pernikahannya. Banyak kok, kamu aja kuper #eehh. Ahh sudalah sepertinya udah puas deh ngeluarin uneg-enegnya.

Komentar

  1. Kalau yang saya dengar orang sudah menikah itu rejekinya ditanggung Allah. Jadi walaupun pasangan itu miskin, Allah nanti yang memberikan rejeki. Wallahu'alam :)

    BalasHapus
  2. Setuju mba menikah ada enak dan enggak nya. Enak nya ya ada temen hidup ha enaknya kalo beda pendapat...sukanya dinikmati dukanya dijauh2kan..

    BalasHapus
    Balasan
    1. iyah, banyak2 inget sukanya aja dari pada duka, nanti malah jadi kufur

      Hapus
  3. setuju. Kalau menikah selalu enak, rasanya kurang berwarna-warni, ya :)

    BalasHapus
  4. Menikah banyak enaknya mbak menurutku :)

    BalasHapus
  5. Ya, kisah setiap orang kan beda-beda mak :) Pasti ada alasan kenapa orang itu bersikap demikian. Bukannya mau belain, tapi kita gak bisa menjudge orang lain hanya dari yang terlihat, karena kita gak tau apa yg sesungguhnya orang lain alami. Berkhusnudzan :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Berbaik sangka pada yg jelas2 ditampakan buruk itu namanya menipu diri, hehe.
      Mba, belum baca entrinya dia sih, jd maklum (:

      Hapus

Posting Komentar

Komentar akan dimoderasi.
Maaf hanya membalas komentar dari author perempuan.