Menyayangin Anak Juga Butuh Ilmu


Kemarin pagi kami dikagetkan dengan kabar dari sepupu suami yang menelfon karena anak adiknya masuk rumah sakit. Saat melihat jam, ternyata masih terlalu pagi untuk pergi ke rumah sakit dan membesuk. Jadi saya dan suami beres-beres rumah terlebih dahulu. Setelah semua beres, saya baru saya hendak ganti baju tapi ternyata ditelfon lagi. Katanya mertua saya dicariin dan keponakan kami itu sudah kritis sekali. Alhasil saya gak jadi pergi ke rumah sakit karena suami mengantar ibunya terlebih dahulu.

Sekitar satu jam dari keberangkatan suami dan mertua ke rumah sakit, saya mendapat sms. Isinya cukup bikin saya berkaca-kaca. Keponakan kami akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya setelah tadi malam sempat dibawa ke rumah sakit. Saya gak ingin banyak bertanya pad suami. Lebih baik menunggu semua orang pulang saja. Memang hanya saya yang ada di rumah, semuanya pergi ke rumah sakit. Sebenernya pengen juga ke sana tapi Aisyah masih kecil gak boleh masuk ke rumah sakit jenguk pasien.

Mengiklaskan Kepergian Anak Bukan Perkara Mudah

Keponakan kami itu adalah anak satu-satunya sepupu suami. Anaknya memang berbadan besar dan cukup gemuk. Ibunya sangat bangga dengan tubuhnya yang gemuk. Sedangkan saya melihatnya justru agak was-was. Sepupu suami selalu ngompor-ngomporin supaya Aisyah sebesar itu. Aduh, maaf aja deh, kalau anak perempuan terlalu gemuk gak baik. Bukan karena takut jelek. Tapi anak perempuan cenderung memiliki aktifitas yang gak menggunakan banyak kekuatan fisik dibanding anak laki-laki. Jadi saya takut lemak di tubuhnya menumpuk.

Saya bisa melihat dia sangat terpukul melihat anaknya meninggal dalam kurun waktu yang terbilang cepat. Malamnya masuk rumah sakit, besok paginya sudah meninggal. Berkali-kali dia jatuh pingsan tiap kali mengingat anaknya itu. Sampai saya kasihan melihatnya. Saya tahu mengikhlaskan kepergian anak memang bukan hal yang mudah. Dulu saat anak kami meninggal, saya juga sulit melupakannya bahkan hingga saat ini. Tapi kalau ikhlas sih insyaAlloh sudah bisa.

Menyesal Selalu Diakhir

Sambil menangis sepupu suami saya itu mengoceh ini itu tentang anaknya. Saya hanya mendengarkan tanpa berkomentar. Dia menyesal karena dia sering memukul anaknya. Usut punya usut penyakit anaknya itu ternyata bukan sekedar muntaber. Dokter bilang di dalam tubuh anaknya itu terdapat timbunan bahan kimia. Saya gak tahu ini yang denger salah atau gemana. Soalnya saya cuma denger omongan orang-orang tanpa tahu pastinya.

Kalau dilihat dari riwayat si anak yang gak pernah makan nasi dan selalu makan makanan ringan yang murahan saya gak heran dengan diagnosis dokter. Belum lagi dot yang digunakan sudah gak layak pakai. Pasti tubuh anak itu terkena efek buruk dari bahan plastik dari dot yang tiap hari dipakainya.

Sebuah kesalahan ketika orang tuanya terlalu memanjakan anak. Terlalu menuruti semuanya tanpa membedakan baik buruknya. Saya jadi ingat perkataan seorang ulama, bahwa manusia lebih membutuhkan ilmu dari pada makan. Dan hal itu memang benar, karena tanpa ilmu yang kita lakukan bisa saja salah. Termasuk menyayangi anak pun kita juga harus berilmu.

Sebuah renungan dipenghujung Desember yang begitu menohok hati saya dan suami.

Komentar

  1. Innalillahi wainnailaihi rojiun. Turut berduka, En. Semoga orang tuanya sabar ya.

    BalasHapus
  2. innalillahi wa inna ilaihi raajiun :( maksh mba jd diingatkan utk sayang sm anak

    BalasHapus
  3. innalillah, semoga menjadi pelajaran bagi yang baca postingan mbak ini.

    mendidik anak bukan perkara gampang, karena memang dihadapkan dengan menempah karakter si anak ya kan mbak.

    semoga diberikan kesabaran buat keluarga sepupu si abang ya kak

    BalasHapus
  4. Hiks, ikut sediiih. :( Tapi emang menjaga anak itu gak harus lembut terus. Adakalanya tegas agar anak mengerti bahwa itu tak boleh.

    BalasHapus
  5. Innalillahi sedih sekali dengarnya. Kalau boleh tahu, keponakan yang meninggal itu usia berapa, mba? Gak pernah makan nasi tapi gemuk ya. Anakku juga gak mau makan nasi tapi sayur dan buah, dia makan banyak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau gak salah 5 tahun. Dia gemuk karena minum susu terus tiap hari.

      Hapus
  6. Pelajaran berharga, kayaknya kita sepemikiran #sok akrab hahahah

    BalasHapus
  7. Kayaknya harus banyak baca-baca artikel mbak Enny deh, biar dapat ilmu parenting. Hehe

    BalasHapus

Posting Komentar

Komentar akan dimoderasi.
Maaf hanya membalas komentar dari author perempuan.