4 Alasan Publik Tolak Reklamasi Teluk Benoa Bali

Bersamaan dengan aksi dukungan pemberlakuan proyek reklamasi di Badung Bali oleh pemerintah setempat, penolakan pun berlangsung dimana-mana baik dari masyarakat setempat maupun publik. Hampir semua penduduk setempat dan masyarakat Bali tidak menyetujui proyek tersebut. Apa saja alasan masyarakat yang tidak menyetujui reklamasi Tanjung Benoa ini? Berikut beberapa alasannya.


Reklamasi menyebabkan rusaknya nilai dan fungsi konservasi perairan yang terdapat di Teluk Benoa

Kawasan Teluk Benoa memiliki ekosistem yang baik berupa padang lamun, mangrove serta terumbu karang yang sehat, adanya reklamasi akan merusak ekosistem yang hidup di perairan tersebut.

Muslim Muin, seorang pakar kelautan ITB mengemukakan jika benar Teluk Benoa memiliki permasalahan pendangkalan dan sampah yang tidak terurus sebagai sebab wacana reklamasi, Muslim menilai bahwa wacana tersebut masih kurang tepat karena seharusnya pemerintah setempat lebih fokus pada pengendalian penyebab pendangkalan. Muslim menambahkan bahwa adanya ekosistem yang sehat di perairan tersebut dapat terputus mata rantainya jika reklamasi berjalan.

Reklamasi guna memperluas daratan atau membangun pulau yang baru dapat menyebabkan rentannya daerah tersebut oleh bencana dan gempa bumi

Reklamasi dinilai akan menghasilakn pulau baru yang sensitif terhadap bencana alam. Pulau yang didapatkan melalui proyek reklamasi malah dapat bertentangan terhadap prinsip adaptasi bencana sebuah pulau.

Perubahan salinitas, masukan nutrisi yang berasal dari luar teluk, temperatur hingga perpindahan sedimen yang disebabkan oleh reklamasi

Kondisi perairan berpotensi untuk berubah karena adanya reklamasi, perubahan ini alih-alih positif, justru akan berdampak kurang baik pada ekosistem mangrove yang sudah berada lama dalam perairan tersebut. Vegetasi asli yang terdapat di perairan ini bernama vegetasi prapat yang bernama latin sonneratia spp bisa mati karena reklamasi, ini berdampak pada perubahan struktur mangrove yang ada pada Teluk Benoa.

Kemungkinan Bali bukan lagi sektor pariwisata budaya yang utuh

Bali memang terkenal sebagai daerah pariwisata yang dikenal dunia dan merupakan sektor pariwisata yang menjanjikan. Pariwisata di Bali bukan hanya pariwisata alam namun juga budaya dan adat istiadat yang dijunjung oleh masyarakat Bali. Karena itu Bali lebih memerlukan pengembangan wisata budaya yang lebih terfokus daripada pembangunan wisata buatan yang artificial. Roh pariwisata Bali justru terletak pada budayanya.

Wacana reklamasi dapat mengganggu roh pariwisata Bali ini karena kentalnya budaya yang berada di sekitar Teluk Benoa. Contohnya adalah budaya ngaben atau adat pemakaman di Bali bagi umat Hindu Bali yang salah satu prosesinya dengan membuang pembakaran jenazah ke laut. Ngaben tidak akan berlangsung seperti yang kita kenal sekarang setelah reklamasi, karena masyarakat harus mengantongi izin dari pemilik resort atau usaha setempat hasil dari reklamasi jika ingin menyelenggarakan Ngaben. Itulah empat alasan publik tolak reklamasi Teluk Benoa Bali.

Komentar