Ternyata Menggendong Bayi Gak Boleh Asal!


Banyak mitos tentang menggendong anak yang ternyata kurang tepat. Seperti mitos kalau sering gendong anak nanti jadi bau tangan dan kebiasaan minta gendong terus. Hal ini yang membuat saya dulu jadi takut kalau lama-lama gendong. Saya khawatir kalau terlalu sering menggendong bayi nanti malah jadi merepotkan. Justru ternyata yang saya lakukan ini sangat salah. Kacaunya, hal itu baru saya sadari setelah mengurus sendiri anak ketiga. Ke mana aja bu? Zzz.

Waktu berlalu dan saya gak bisa mengulang yang terjadi pada Aisyah. Jadi sekarang saya gak ingin mengulangi hal yang sama pada Hamzah. Saya sempatkan waktu untuk menggendongnya karena ternyata menggendong bayi itu memiliki banyak manfaat baik untuk bayi.

Manfaat Menggendong Bayi



Mungkin perkara menggendong ini terlihat sepele. Hanya sekedar gendong bayi aja sampai ada manfaatnya? Mungkin begitu beberapa kata orang. Tapi justru menggendong itu punya banyak manfaat loh.

Membangun Bonding dengan Anak



Tidak hanya ASI saja yang dapat membangun bonding dengan anak. Ternyata kegiatan menggendong bayi ini bisa meningkatkan bonding antara orang tua dan anak. Saya jadi mengerti kenapa dulu Aisyah suka sekali kelayu dengan mertua saya. Karena dia sering digendong mertua. Sedangkan saya ini sangat jarang menggendong Aisyah. Andaikan Aisyah gak saya susui, mungkin dia bisa lupa pada saya. Eh gak separah itu sih, hihi.

Ya intinya menggendong itu memang dapat membangun bonding. Kok bisa ya? Ternyata bagi bayi, digendong itu dapat membuat rileks. Coba deh kalau ada bayi nangis ngejer, langsung deh digendong. Niscaya tangisannya bisa segera reda. Sebenarnya sama halnya seperti ketika para emak-emak galau terus digendong, eh maksudnya dipeluk oleh suami. Pasti mendadak rasanya rileks dan bikin tenang. Begitu pula para bayi ini ternyata memang suka didekap. Karena dengan didekap bayi merasa diperhatikan dan dalam kondisi yang nyaman. Dengan menggendong bayi, orang tua pun menjadi mudah mengatasi tangisan di bayi. Karena ternyata jika lebih dari 90 detik, tangisan bayi itu jadi sulit untuk ditenangkan. Bener banget sih, Hamzah ini kalau kelamaan diabaikan tangisannya mendadak gak mau nyusu, digendong pun masih nangis.

Membuat Bayi Bahagia



Mungkin bagi kita yang menggendong, kalau harus menggendong terus akan melelahkan. Tapi bagi bagi digendong oleh orang tua rasanya sangat menyenangkan. Karena ya, memang mereka kan bisanya digendong doang dan nyusu. Memangnya orang dewasa bisa piknik, hihi. Jadi gak heranlah kalau menggendong bayi akan membuat bayi lebih bahagia.

Memberikan Rasa Nyaman



Selama sembilan bulan bayi berada di dalam perut, bayi akan mendengar detak jantung sang ibu dan juga merasa hangat. Nah setelah lahir ke dunia, bayi akan merasa asing dengan keadaan sekitarnya. Dengan sering menggendong bayi, akan memberikan rasa nyaman dan tentunya akan berpengaruh pada kondisi psikolognya.

Cara Menggendong Bayi yang Tepat dengan Jarik

Gendong bayi ya tinggal gendong aja, gitu kali ya yang ada dipikiran saya dulu. Tapi ternyata itu salah banget. Karena saya jarang menggendong anak, ternyata justru membuat saya takut menggendong anak saya dengan gendogan yang pada waktu itu saya hanya punya jarik. Saya pikir selembar kain itu masa iya aman buat gendong bayi.

Cara membuat simpul jangkar, mudahkan?

Apalagi kalau lihat orang-orang yang menggendong itu hanya menyelipkan ekor gendongan di pundak. Menurut saya itu sangat riskan bayi terjatuh. Alhamdulillah, banyak teman yang memberitahu untuk gabung ke komunitas gendong Indonesian Babywearers. Komunitas yang berskala nasional ini banyak banget manfaatnya bagi saya.

Saya jadi mengetahui apa itu simpul jangkar, yang ternyata itu adalah cara membuat simpul pada gendongan model jarik atau semisalnya. Saya senang sekali karena saya akhirnya bisa menggendong anak saya dengan jarik. Tentunya menggunakan metode simpul jangkar ini aman bagi bayi dan juga tidak membuat penggendong lelah. Dan di sinilah saya mulai belajar apa itu menggendong M-shape.

Mengapa Menggendong dengan Posisi M-Shape?

Awalnya saya juga bingung, kenapa harus menggendong posisi M-shapre. Nah untuk itu pertama, kita harus mengerti struktur tulang bayi terlebih dahulu. Pada bayi baru lahir, tulang belakang melengkung membentuk huruf C atau istilahnya total kyphosis. Nah pada posisi ini otot-otot bayi masih lemah dan belum kuat menopang tulang belakang. Barulah pada usia 3-4 bulan, bayi sudah mulai menegakan kepala dan otot leher sudah mulai kuat tetapi masih belum kuat menopang tulang belakang. Lalu ketika umur 8-9 bulan, otot-otot bayi sudah lebih kuat lagi untuk meyangga tulang belakan tetapi belum sepenuhnya kuat bentuk badan pun masih dalam posisi melengkung. Dan seterusnya hingga usianya mencapai satu tahun ke atas, otot sudah cukup kuat untuk dapat menegakan punggung.

Struktur tulang punggu bayi pada setiap umur.

Dengan mengetahui struktur tulang bayi ini, kita akan menemukan apa hubungannya dengan menggendong. Pada saat kita menggendong bayi, sangat penting bagi para ibu untuk memperhatikan posisi saat bayi digendong. Posisi saat menggendong harus menyesuaikan dengan struktur tulang bayi yang tumbuh secara bertahap.

Menggendong posisi M-shape.

Gendongan yang digunakan harus menopang tulang punggung bayi secara keseluruhan sehingga bayi aman dan gak terjungkal ke belakang. Dan gak hanya itu, dengan menggendong posisi M-shape menjaga agar posisi tulang belakang tetap melengkung mengikuti perkembangannya.

Hal lain yang perlu dipertimbangkan adalah mengenai tulang panggul bayi yang ternyata masih tersusun dari tulang rawan. Posisi sendi panggul saat menggendong akan menentukan perkembangannya. Posisi yang baik untuk pertumbungan tulang panggul ini adalah dengan membuka kedua paha bayi. Dan pada saat menggendong M-shape kedua paha bayi ini disangga oleh gendongan dengan posisi lutut lebih tinggi sehingga sendi panggul gak dalam posisi rapat seperti kalau biasanya menggendong dengan cara jadul.

Selain itu gendong M-shape ini juga ideal karena jalan nafas bayi gak tergangu seperti pada gendong dengan posisi tidur yang disangga dengan satu tangan atau istilahnya cradle.

Saya sendiri pernah merasakan ribetnya gendong posisi cradle ini. Ternyata sulit sekali untuk menjaga bayi agar tetap bisa bernafas lega dan posisi kepala pun riskan terbentur. Itulah mengapa akhirnya saya berusaha mencari cara gendong yang benar. Dan ketemulah cara menggendong dengan posisi M-shape ini yang sangat aman untuk bayi dan penggendong.

Macam-Macam Gendongan

Dulu yang saya tahu gendongan itu ya cuma jarik, ring sling dan gendongan ransel (bukan SSC). Saya merasa gendongan ini semuaanya gak enak dipake. Ini sih karena saya belinya bukan yang mendukung M-shape. Jadi saya bingung banget. Belum lagi saat itu gak tahu bagai mana cara menggendong M-shape dengan jarik dan ring sling. Jadi ruwet deh. B

Jarik

Ini gendongan tradisional yang memang turun temurun ada. Hanya saja jika kita tahu cara menggendong yang nyaman dengan jarik ini maka kita bisa cukup lega karena terlepas sedikit dari rasa lelah di bagian bahu. Saya sendiri sejak tahu cara menggunakan simpul jangkar jadi pengen koleksi jarik yang bagus-bagus, hihi

Ringsling

Seperti namanya gendongan ini memang menggukan ring supaya penggunaannya lebih mudah. Gak perlu pakai bikin simpul jangkar dulu. Ringsling ini ada yang support posisi M-shape ada yang gak support. Biasanya yang gak support itu ringsling yang lebarnya gak mencukupi untuk menggendong posisi M-shape. Saya pernah dikado oleh saudara gendongan ringsling ini. Dan ya serem banget, rasanya anak mau jatuh aja. Jadi kalau beli ringlisng cek dulu ya, apa kainnya itu cukup lebar untuk menopang posisi M-shape atau tidak.

SSC (Soft Structure Carrier)

SSC ini memang model gendongan yang baru bagi saya. Ya, maklum saya dari dulu gak perhatian dengan cara gendong, haha. Jadi gak tahulah ada gendongan enak model gini. SSC ini bentuknya memang seperti ransel. Jadi kedua pundak menopang beban yang sama besar, jadi meminimalisir rasa lelah. SSC ini banyak banget merknya. Mulai dari merk lokal yang terjangkau harganya, sampai merk luar yang harganya jutaan. Kalau saya sendiri milih merk lokal aja. Karena yang berat itu bukan rindu, tapi beli SSC harga jutaan, wakaka.


Hati-hati Gendongan KW

Nah ini nih yang paling sering disounding di grup. Lebih baik beli gendongan lokal dari pada KW, karena gak ada garansi. Gendongan yang paling dibikin KW-nya kalau menurut saya itu Ergo Baby. Sering banget lihat olshop yang jual SSC Ergo Baby hanya dengan harga gak sampai setengah juta. Padahal harga aslinya minimal satu juta ke atas. Gendongan KW ini berbahaya karena kualitasnya gak terjamin. Kalau rusak gak bisa klaim ke produsennya. Yang paling para jahitannya ringkih bisa membahayakan bayi.

Dari pada beli gendongan KW lebih baik beli gendongan lokal. Toh gendongan lokal banyak banget loh yang bagus dan enak. Harganya juga bervariasi, dari yang murah sampai yang mahal ada semua kok. Jadi tinggal sesuaikna dengan budget ya.


Belajar Gendong di Event Indonesian Babywearers

Kalau masih bingung, bagaimana sih menggendong yang baik dan benar. Bisa banget loh ikutan event yang sebentar lagi di gelar di Surabaya. Tepatnya di Hotel Sahid.


Gak hanya belajar cara gendong, tapi juga banyak materi lain yang bermanfaat. Tentunya acara ini diisi oleh para pakar yang kompeten di bidangnya.


Kalau tertarik ini loh daftar HTMnya. Kalau pengen tanya-tanya dulu, japri kontak di bawah ini atau nanya sama saya juga boleh kok.

Komentar