Dialog Nasional "How Babywearing Helps Parenting and Health"

Sabtu 24 Februari ini saya dan mertua mengahadiri acara dialog nasional How Babywearing Helps Parenting anf Health". Acara yang diselenggarakan di Hotel Sahid ini cukup meriah.

Saya sendiri berangkat dari rumah nyantai banget. Dari pada kelamaan nunggu jadi mending telat, wakaka. Bener deh sampai sana ngisi daftar hadir terus gak lama kemudian acara dimulai. Sambutan pertama diberikan oleh Bu Yohana, selaku founder Indonesia Babywearers. Lalu sesi kedua ada dari pihak i-Angle yang menjelaskan tentang permasalahan yang sempat dialami oleh pihak i-Angle. Tapi sesi ini saya kurang mendengarkan soalnya lagi anak-anak masih menyesuaikan dengan tempat, ribut semua deh, haha.



Sesi ketiga ini yang saya tunggu-tunggu yaitu dari Bu Inggrid Damayanti Thomas, selaku babywearing consultant. Lalu dilanjutakan dengan para pemateri lainnya. Supaya lebih mudah saya akan buat poin per pembicaranya ya. Disclaimer, tulisan ini sudah ditambahi atau dikurangi, bukan murni perkataan dari pembicara, mohon maaf kalau ada salah kata.

Inggrid Damayanty Thomas, Baby Wearing Consultant

Pada awal materi, Bu Inggrid menjelaskan mengenai kondisi alami bayi di dalam rahim. Bagaimana bayi saat di dalam rahim memiliki postur alami seperti huruf C, kalau kata saya, hihi. Sehingga saat bayi baru lahir sebaiknya cara menggendognya pun mengikuti dengan anatomi tubuhnya tersebut. Bu Inggrid juga menjelaskan macam-maca cara menggendong yang ada di Indonesia.

Inggrid Damayanti memberikan penjelasan mengenai anatomi tubuh bayi.

Ternyata banyak sekali cara menggendong yang salah. Salah satu yang jadi perhatian saya adalah cara gendong yang saya lupa namanya, hehe. Pokoknya model gendongnya ini posisi bayi seperti cradle tapi kaki dan tangannya pun dimasukan semua ke dalam gendongan dan bayi dalam posisi melengkung.

Gambar kanan: Posisi gendong yang pernah saya praktekan pada Hamzah, riskan menghambat jalur nafas. Gambar kiri: Posisi ideal dalam menggendong bayi.
Credit: https://goo.gl/8f6Brd

Saya pernah nih menggendong posisi ini. Gak nyaman banget bagi saya dan bayi. Saat itu gendongan pakai gendongan poket yang biasanya banyak dikado oleh orang. Ternyata ini sangat riskan sekali membuat jalan nafas bayi tertutup. Qodarulloh, anak saya saat itu gak kenapa-kenapa karena gak lama juga. Dari sejak gendong posisi itu, saya jadi berfikir untuk cari cara gendong yang benar.

Dari semua cara gendong, ternyata yang paling ideal adalah gendong dengan cara M-shape. Kalau kalau orang jadul pekeh. Tapi bedanya M-shape ini bayi berada di bagian depan tubuh penggendong ya. Bukan di samping badan, atau istilahnya hipcarry.

Menyesuaikan dengan Anatomi Tubuh

Menggendong dengan M-shape ini memang sangat ideal, karena menyesuaikan dengan anatomi tubuh bayi. Dan bisa dipraktekan pada bayi usia bayi baru lahir.

Syarat Menggendong Bayi

Gendong bayi aja kebanyakan syarat, itu kali ya yang dipikirkan oleh orang. Tapi plislah behenti berfikir seperti itu. Gak ada hal sepele dalam dunia parenting, meski itu perkara menggendong sekali pun. Kenapa ada syarat menggendong bayi? Supaya orang tua dan bayi sama-sama nyaman. Saat menggendong perhatikan TICKS. Penjelasannya bisa dilihat di gambar bawah ini.


Selain memperhatikan TICKS, bagi penggendong atau pun bayi gunakanlah pakaian yang nyaman. Karena saat menggendong kita berbagi panas dengan bayi, kata Bu Inggrid. Jangan sampai nih kita merasa kepanasan, apalagi cuaca di Indonesia cenderung panas ya.

Dai segi gendongan, kita juga harus perhatikan yang baik untuk bayi. Hindari membeli gendongan KW. Karena gendongan KW ini gendongan yang diproduksi asal-asalan dan gak ada jaminannya. Mendingan juga beli produk lokal yang ori loh, dari pada KW. Kalau tas KW putus paling juga isinya berceceran. Nah kalau gendongan KW? Anaknya jatuh apa gak kasian coba?

Manfaat Menggendong Bayi

Bagaimana pun juga ternyata menggendong itu memiliki manfaat bagi bayi dan juga orang tua. Manfaat bagi bayi sendiri adalah untuk membantu bayi beradaptasi dengan kondisi setelah dilahirkan.  Tahu sendirikan, di dalam perut, bayi ngeruntel (apalah ini) jadi menggendong dengan posisi M-shape membuat bayi serasa nyaman dan mendapatkan kontak kulit ke kulit yang semakin membuat bayi nyaman.



Dan ternyata menggendong bayi ini bisa meningkatkan kemampuan bicara bayi. Gak hanya itu menggendong juga bisa mengatasi kolik, mempercepat bayi menguatkan leher, mengganti waktu tengkurap dan menguatkan sistem keseimbangan tubuh.

Bagi penggendong pun, ada manfaatnya juga. Ternyata menggendong mengurangi rasa cemas dan membuat penggendong lebih bahagia. Membatu memberi rasa percaya diri bagi ibu, dan juga merupakan luapan bentuk kasih sayang seorang ibu.

Sering Menggendong Bikin Manja?

Di akhir sesi Bu Inggrid ada sebuah pertanyaan yang sering banget ditanyakan para ibu. Bener gak sih menggendong anak bikin manja? Sebenarnya gak ada hubungannya menggendong bikin manja atau gak. Satu hal yang bikin anak manja ya sikap kita sendiri loh, ini menurut saya. Masa hanya karena digendong jadi manja.

Dan satu kalimat di akhir sesi Bu Inggrid yang menohok, "Mari menggendong anak selagi masih kuat."

Dina Wulandari, M.Psi. Psikolog

Pada sesi keempat Bu Dina Wulandari membawakan materi mengenai Post Partum Depresion. Hal yang masih sering dianggap sebagai hal remeh dan pelakunya sering dicap kurang iman, hahaha *ketawa sinis*. Kata Bu Dina anggapan bahwa seorang ibu yang baru melahirkan itu seharusnya merasa senang bukan sedih sering sekali membuat ibu dengan depresi pasca melahirkan ini menutup diri. Dan gak mau terbuka dengan orang luar akan kondisinya, karena takut dicap aneh. Padahal merasa sedih itu hal wajar, hanya karena punya anak terus gak boleh sedih gitu cyn?

Beberapa Gejala Post Partum Depresiion adalah hilang konsentrasi, sulit tidur, mudah sekali tertidur, kehilangan nafsu makan, dan perasaan cemas yang berlebihan. Post Partum Depression berbeda dengan baby blues yang gejalanya hampir mirip tetapi baby blues dapat hilang setelah dua minggu pasca melahirkan. Jika setelah itu masih berlarut-larut, bisa jadi ada indikasi mengalami baby blues.

Faktor yang meyebabkan PPD adalah hormon setelah melahirkan, stress, perubahan pola hidup setelah memiliki bayi, karakteristik bayi yang sulit dipahami, bayi dengan kebutuhan spesial, masalah dalam rumah tangga, kurangnya dukungan sosial, kondisi sulit pada saat kehamilan, dan ibu dengan kepercayaan diri rendah.

Selain membawakan masalah PPD dan baby blues, Bu Dina juga memberikan sedikit mengenai pola pengasuhan jaman now. Di zaman yang ponsel mudah sekali diakses bahkan untuk para balita, memang membuat anak-anak menjadi mudah terpapar teknologi. Tentunya ini juga kurang baik jika tidak disertai dengan pantauan oleh orang tua.

Dr. Mira Irmawati, Sp.A(K), Spesialis Tumbuh Kembang Anak

Pada sesi dokter Mira, beliau hanya memperkenalkan diri saja sih. Karena waktu yang terbatas juga, tapi beliau banyak membantu menjawab pertanyaan para peserta. Sayang banget gak sempat tanya karena anak udah nangis minta pulang, zzzZ. Salah satu pertanyaan yang sempat saya dengarkan adalah tentang menggendong bayi dua bulan dengan posisi M-shape. Beliau mengatakan menggendong dengan posisi tersebut diperbolehkan. Pertanyaan juga dilanjutkan dengan mempraktekan cara menggendong M-shape untuk bayi dua bulan dari Bu Inggrid

Aida Husnil Khotimah, Amd.Kebidanan

Aida Husnil memberika penjelasan mengenai posisi bayi dalam rahim.

Pembicara terakhir dari acara ini, Bu Aida Husnil, memperagakan mengenai posisi bayi dalam rahim dan segala macam mengenai kehamilan. Beliau juga ternyata menjadi doula atau pendamping ibu hamil saat persalinan. Sesi ini gak terlalu mendengarkan karena bayi ribut. Fokus mulai kacau, nyahaha. Tapi intinya itu sebelum hamil harus mempersiapkan ilmu tentang kehamilan, jangan dadakan.

Acaranya Seru!

Setelah acara dialog nasional ini sebenarnya ada festival gendongan. Tapi apa daya udah males duluan karena anak rewel, cus pulang duluan dan gak tahu deh festival gendongannya rame kayak apa. So sad, haha.

Tapi tetep aja seneng dapet ilmu dan juga susu segar, hihi. Saya dapat dua botol susu segar dari Hometown Diary, satu untuk saya dan satu untuk mertua. Enak sekali susu ini jadi pengen beli tapi di mana, hmm.

Seger banget susunya!

Gak ketinggalan pas coffee break juga disediakan banyak snack mini, enak semua. Sayangnya snacknya gak seimbang dengan banyaknya peserta. Tapi okelah, yang penting enak, hihi.

Snack terakhir saat acara.

Next kalau ada acara lagi pengenlah bisa ikutan lagi. Dan ditunggu ni kopdarnya lagi dari Surabaya Babywearers!

Komentar