Cerita Puasa Perdana Aisyah


Besar dalam keluarga yang berbeda keyakinan memang membuat masa kecil saya melewatkan waktu Ramadan dengan begitu saja. Saya gak pernah mencicipi namanya puasa Ramadan saat kecil. Baru setelah remaja saya mencoba puasa, itu pun sembunyi-sembunyi. Jadi ketika sudah berumah tangga, saya ingin sekali anak-anak saya merasakan serunya puasa Ramadan.

Sebenarnya tahun ini gak ada rencana untuk mengajak Aisyah puasa Ramadan karena umurnya masih 4 tahun. Kami pikir dia masih terlalu kecil. Tapi kalau dilihat dari postur tubuhnya memang seperti anak 6 atau 7 tahun.

Entah kenapa tiba-tiba saya suami spontan mengajak Aisyah untuk puasa di pertengahan Ramadan kemarin. Responnya juga cukup baik awalnya. Meski kami harus memberikan banyak reward untuknya. Tapi itu bukan masalah, namanya juga anak kecil ya, hihi.

Puasa Pertama

Suami sempat bilang kalau Aisyah hebat, diumur yang baru 4 tahun dia sudah bisa puasa sampai magrib. Hal yang dulu gak pernah dilakukan oleh abinya. Suami bilang sih karena dulu gak dimotivasi. Tahu sendirilah puasa kan berat, kalau motivasinya kurang juga jadi gak semangat. Motivasinya ya berupa hadiah dong ya. Apalagi anak-anak memang suka sekali maianan.

Di awal puasa, Aisyah harus sahur dengan dibangunkan paksa. Saya menggendongnya untuk makan ke tempat makan. Dan menyuapinya itu pun hanya mau makan sedikit. Padahal udah dibilangin kalau makan sedikit nanti gak kuat. Tapi ya tetep aja karena ngantuk banget jadi gak bisa makan banyak.

Siangnya, Aisyah bangun sangat siang, hampir mendekati dhuhur baru bangun. Padahal gak pernah bangun sesiang itu. Dan bangun-bangun minta minum susu, haha. Diingatkan berkali-kali kalau dia puasa. Dan kalau berhasil dibawain McD Happy Meal yang ada mainan Little Ponynya.

Setiap kali diingatkan itu rengekannya reda. Lalu begitu lagi dan lagi.

Lucunya saat adzan ashar Aisyah mengira kalau sudah magrib, haha. Sampai bilang, "Alhamdulillah sudah magrib." Saya pun terkekeh mendengarnya. Saya jelaskan kalau adzan magrib langitnya sudah gelap. Lalu dia terlihat kecewa dan bermain kembali.

Sampai sore tiba, abinya pulang kerja sekalian mampir di McD dan ngirim foto mainan Little Pony yang dia mau. Aisyah girang banget saat abinya pulang. Udah mau dimakan aja ayamnya, haha. Untung saja jarak dari abinya pulang dan adzan magrib gak terlalu lama.

Setelah berbuka dia seneng banget dan bersemangat lagi. Semua jajan yang dia minta saya keluarkan.

Puasa 13 Hari

Setelah puasa pertama dan kedua berhasil saya dan suami meniatkan agar Aisyah bisa berpuasa hingga Ramadan berakhir yang tingal sebentar lagi ini. Tentunya bukan hal yang mudah bagi kami, meski pun hanya tinggal beberapa hari.

Sempat ada tragedi, sepuluh menit sebelum berbuka, Aisyah minum susu yang ada di lemari es. Tentu saja ini membuat saya kecewa berat. Saat ditanya alasannya dia minum susu, katanya dia gak kuat, haus sekali. Padahal hari-hari sebelumnya dia gak pernah seperti itu.

Memang sih hari ini dia kami ajak berbelanja jajan untuk Hari Raya setelah sholat Ashar. Mungkin dia kelelahan atau bagaimana.

Aisyah pun merasa menyesal karena sudah minum susu sebelum waktunya. Wajahnya terlihat sedih, kami pun menyemangatinya lagi untuk berpuasa besok hari.

Dari sisa 15 hari di bulan Ramadan, Aisyah mampu berpuasa 13 hari. Bagi kami itu sebuah pencapaian yang sangat bagus untuk percobaan puasa pertamanya di bulan Ramadan. Dan sesuai janji kami, Aisyah mendapatkan reward yang dia inginkan yaitu mainan Tobot dan mainan Little Pony dari Happy Meal.

Kuat Puasa Sampai Magrib

Kami memang sengaja untuk gak membiasakan puasa bedug atau puasa setengah hari. Karena memang kami ingin mencoba terlebih dahulu seberapa kuat Aisyah bisa menahan haus dan lapar. Ternyata dia cukup kuat, meski aktifitasnya harus dikurangi agar dia gak rewel.

Tapi saat kami berkungjung ke rumah mertua, tetep aja sih Aisyah lari-lari ke sana kemari. Dan dia gak kelaparan atau haus. Paling juga iseng bilang mau minum, kalau dilarang tertawa dan lari lagi, haha. Dasar anak kecil ya, memang sukanya main.


Dari awal yang baik ini, semoga saja tahun depan bisa bertemu bulan Ramadan lagi dan bisa berpuasa satu bulan penuh, aamiin.

Komentar

Posting Komentar

Komentar akan dimoderasi.
Maaf hanya membalas komentar dari author perempuan.