Tiga Tahun Pernikahan

Ini entri sebenernya kelewat sih harusnya kemarin-kemarin, tapi gak apalah, haha. Gak kerasa waktu begitu cepat dan ternyata pernikahan kami sudah tiga tahun. Keluarga kecil kami sudah dikaruniai dua orang anak. Meski hanya satu yang bertahan hingga sekarang. Kami memang bukan tipe pasangan yang suka merayakan hari jadi pernikahan atau ulang tahun kami. Hanya sekedar mengingat kalau usia pernikahan kami sudah tiga tahun. Gak ada perayaan khusus atau kado. Paling sekedar kecupan manis kemudian kami direpotkan dengan Aisyah yang pipis sembarangan, haha. Entah deh si gembil ini kalau gak diperhatiin pasti sengaja pipis. Sampai gemes sendiri, padahal gak selalu bisa merhatiin dia tiap menit. Umminya kan juga harus kerja #ngeles.

Suami Malah Lagi Sakit

Di pernikahan kami yang ketiga tahun ini suami malahan lagi sakit. Lagi-lagi kena virus. Padahal enam bulan yang lalu baru saja kena virus herpes zooster di bagian dada. Kalau herpes zooster ini serangan kedua setelah tubuh sudah kebal terhadap virus cacar air. Jadilah herpes zooster. Nah yang sekarang ini terkena dibagian kening dan area dekat mata. Kata dokter masih virus herpes juga tapi virus herpes biasa. Dokter bilang sih virus ini gak bisa dilihat. Dan biasanya bisa karena udara atau air yang tercemar, bisa juga tempat berdebu. Tiap kali denger kata herpes saya langsung bergidik. Masalahnya herpes itu sudah menjadi label penyakit untuk orang yang suka "jajan" sembarangan. Padahal kalau mau cari tahu lebih lanjut herpes punya banyak jenis. Asalkan gak terkena di bagian alat kelamin, berarti itu bukan herpes genital yang disebabkan oleh "jajan" sembarangan.

Baca juga: Mengenal Herpes Zooster.

Spekulasi saya sih ini karena suami sujud di masjid yang notabene karpetnya kotor banget. Bayangin aja tiap kali suami pulang dari masjid pasti saya melihat ada butiran debu di keningnya. Dasar cowok sih, disuruh bawa sajadah sendiri gak mau, ribet katanya. Tadinya saya biarkan sampai akhirnya malah kena virus lagi. Dan kemungkinan kena virus ini karena karpet masjid yang cuma dibersihin seminggu sekali. Padahal itu masjid dipakai sholat sehari lima kali, errr. Belum lagi saat sudah ada tanda-tanda kena virus kami kurang peka. Suami saya sempat bantuin ayahnya angkat meja kayu dan setelah itu suami bilang luka yang kami kira lecet itu semakin sakit. Akhirnya suami memeriksakan diri.

Sekarang sih sudah mulai sembuh. Wajanya mulai kelihatan normal lagi. Tadinya wajah suami saya itu terlihat agak bengkak dan memerah di bagian dekat alis. Memang yang kali ini gak separah waktu kena herpes zooster. Tapi tetep aja saya merasa kasihan karena suami kena virus lagi. Ah, kenapa jadi cerita virus herpes, haha.

Romantis yang Gak Kelihatan Romantis

Ngomong-ngomong tentang pernikahan saya dan suami memang merasa beruntung karena kecocokan kami hampir 89%, haha. Di awal pernikahan kami orang-orang pada heran bagaimana kami bicara satu sama lain. Soalnya kami gak pacaran dan jarang banget ketemu. Padahal saya dan suami sih pas awal pernikahan biasa aja. Ngomong ya lancar aja gak ada hambatan. Cuma ya memang masih malu-malu kalau mau kentut, haha. Mungkin karena kami punya hobi yang sama jadi gak kesulitan saat berbicara. Berbeda dengan kakak saya yang menikah gak dengan orang yang seprofesi. Kayaknya susah mau ngomong.

Suami saya ini sebenarnya tipe yang romantis, meksi ngakunya gak romantis. Mungkin karena definisi romantis bagi saya gak selalu harus ngasih setangkai bunga atau candle light dinner. Bagi saya romantis adalah saat saya kepengen belanja online, lalu disuruh transfer sendiri pake rekening suami, wakakak. Ini romantis apa matre sih, haha. Gak lah saya cuma guyon, meski faktanya emang gitu, haha. Romantisme suami saya memang bukan memberi kejutan tiap hari. Tapi lebih ke arah sentuhan fisik atau kata-kata manis. Meski sekarang udah jarang gombal kayak dulu. Atau malah saat suami saya inisiatif buangin pup Aisyah saat saya lagi ribet nyebokin, bagi saya itu romantis banget. Romantis bagi kami mungkin gak terlihat romantis bagi pasangan lain. Tapi bagi saya suami saya ini romantis banget. Apalagi kalau lagi belanja, istrinya gak bawa belanjaan suami yang repot bawa tentengan, haha. Tapi kalau udah di motor saya yang bawa semua, haha.

Suka Duka Di Tiga Tahun Pernikahan

Di tiga tahun pernikahan kami ini memang sudah banget banget nikmat dan cobaan yang membuat kami semakin mencintai. Mulai dari drama ketuban pecah saat Aisyah baru tujuh bulan dikandungan. Lalu kelahiran anak pertama kami. Kemudian hamil lagi tapi setelah itu keguguran. Selama tiga tahun menikah ini saya sudah keguguran dua kali dan anak kedua kami meninggal. Setiap cobaan yang datang semakin membuat kami saling mencintai. Meski terkadang kalau mengingatnya sedih juga. Tapi seenggaknya kami masih punya satu putri cantik yang sekarang sudah mulai lancar bicara. Sudah mulai pandai merangkai kata. Tentu saja ini membuat kami sangat senang. Belum lagi berbagai rejeki yang datang bertubi-tubi. Semuanya patut disyukuri. Semoga saja pernikahan kami ini langgeng dunia akhirat.

Komentar

  1. Dasar!! deskripsi romantisnya manteb banget :)). Barokallah ya.. rumah tangganya :D

    BalasHapus
  2. Semoga selalu menjadi keluarga bahagia penuh keberkahan didalamnya aamiin salam kenal mba^^

    BalasHapus

Posting Komentar

Komentar akan dimoderasi.
Maaf hanya membalas komentar dari author perempuan.