Sabar Itu Kadang Hanya Di Mulut

www.juvmom.com

Setelah menjadi seorang ibu saya memang belajar lebih banyak untuk bersabar. Mulai dari bersabar menghadapi anak sendiri sampai menghadapi orang lain yang sukanya ikut campur. Kadang dikala anak sedang ribut dan ada orang lain komentar nyebelin, rasanya kepengen langsung nyemprot orang itu supaya langsung diem. Tapi kemudian saya harus ingat, bahwa tiap ucapan ada konsekuensinya. Ucapan yang buruk gak akan diterima meski mungkin isi perkataannya benar.

Menahan diri untuk gak berbicara buruk terkadang sulit. Apalagi jika orang lain gak mengerti bahwa diamnya saya itu adalah sedang mengolah hati supaya gak bicara buruk. Bukannya berhenti bicara tapi malah terus nyerocos ngomong nyebelin. Kalau sudah begini lebih baik segera pergi saja.

Ada lagi kesabaran yang juga lumayan sulit diterapkan. Yaitu bersabar dengan orang bodoh. Bukannya saya merasa sudah pintar. Tapi pasti dari kita pernah menemukan orang salah yang tetap ngeyel jika diberitahu. Inilah yang dimaksud orang bodoh. Seperti orang yang ngeyel satu tambah satu sama dengan tiga, apa gak bodoh coba? Berdebat dengan orang seperti ini gak ada gunanya. Jadi kalau merasa waras harus segera menyingkir. Nasihat seperti ini sering saya baca pada perkataan para ulama.

Terkadang kalau sudah galau begini saya lebih suka mengurung diri di kamar. Bahkan sampai gak peduli sama anak. Saya biarin suami saya repot sendirian. Saya malas melihat orang-orang yang menyebalkan. Orang yang gak mengerti toleransi yang benar terkadang menjadi orang yang egois. Mereka minta ditoleransi tapi gak bertoleransi dengan orang lain. Sungguh konyol!

Bersabar memang sangat sulit. Maka dari itu jika sanggup bersabar balasannya surga. Gak heran, berjuang untuk menjadi orang sabar butuh pengorbanan hati yang cukup besar. Lebih mudah bagi kita untuk meluapkan kemarahan dari pada bersabar. Perkara bersabar ini memang harus belajar seumur hidup. Gak mudah menjadi orang sabar hanya dalam waktu satu atau dua tahun.

Komentar

  1. Bener, setuju :d. Kalau mudah, gak mungkin balasannya sebesar itu, surga :D

    BalasHapus
  2. kayanya yg paling sabar itu suamimu, Mbak :D

    BalasHapus
  3. tantangannya besar & ada aja ya untuk bersabar. AKu masih belajar banyak nih

    BalasHapus
  4. Aku ama suami juga sering gontok-gontokan, tapi suamiku yang paling bisa jaga emosi. :)

    BalasHapus

Posting Komentar

Komentar akan dimoderasi.
Maaf hanya membalas komentar dari author perempuan.